Coelogyne Pandurata (Anggrek Hitam) Desa Siong adalah kebun anggrek alami, karena ditentukan oleh seluruh masyarakat Desa Siong secara mufakat menjadi kebun anggrek tanpa adannya rekayasa pembuatan tapi anggrek sudah tumbuh secara alami sejak beberapa pu;uh tahun siiam.
Penetapan kebun anggrek ini dilakukan atas :
Lokasi lahan dan luasan areal pelestarian anggrek
Lokasi Lahan : Terletak didalam wilayah Desa Siong jalan negara Desa Siong.menuju arah Bangkuang Kecamatan Karau Kuala, Barsel (Sekitas 4 km dari pusat Desa)
Luasan Areal :Berdasarkan hasil pengiukuran GPS areal pelestarian ini seluas 9,8 ha yang terdiri hutan alami dan sebagian kecil daerah basah/rawa.
Macam Anggrek : Pupusulung (Anggrek Hitam), Anggrek Merah (Anggrek Rirung), Kantong Semar (Gintuwung) da nada beberapa yang lain yang belum diketahui namanya namun yang dominan adalah anggrek hitam dan anggrek rirung.
Tanaman Obat : Pasak bumi, Sirih merah dan kemungkinan masih ada tanaman obat yang lainnya.
Kayu : Resak, Merantik, Lelutung (Pantung), aneka rotan hutan dan bermcam – macam kayu lainnya.
Sejarah Singat Taman Anggrek Hitam Magaram Persada Desa :
Areal Kebun anggrek dan konservasi ini oleh masyarakat Desa Siong disebut MAGARAM sejak lama secara turun temurun, sejak tahun berapa dan menagapa nama lokasi itu dinamai seperti itu tidak ada, ada satupun warga yang tahu, tengah areal kebun areal kebun anggrek ini adalah jalan setapak pergi keladang warga desa sejak tahun 1950 –an namun yang jelas berdasarkan cerita saksi tetua desa dan orang tua penulis bahwa keberadaan tanaman anggrek di lokasi ini sudah ada sejak tahun tersebut, anggrek ini pada masa itu tumbuh dengan alami dan subur tanpa ada sentuhan dari tangan manusia untuk merawatnya
Sejak tahun 1950n – an . Itu sampai tahun 2006 areal tanaman anggrek ini masih merupakan hutan biasa dan tanaman anggreknyapun masih dianggap rumput semak biasa bagi masyarakat desa (tidak menarik untuk dilestarikan).
Seiring berjalannya waktu tersebut pada tahun 2007 hampir diseluruh RI masyarakat mulai berlomba – lomba memburu atau mencari anggrek hutan untuk dikoleksi dengan demikian maka anggrek hutan yang semula dianggap tidak bernilai mulai dicari, tidak sedikit anggrek yang ada dilokasi ini diambil dan dijual ke luar baik oleh warga masyarakat Desa Siong sendiri atau orang lain yang mengambil sendiri untuk dibudidaya dan dikomersilkan, tetapi sangat menakjubkan biarpun diambil secara besar – besaran dan tanpa ampun, tanaman anggrek dilokasi ini malah semakin banyak populasinya, sampai tahun 2008 rasa keterarikan baik dari warga dan aparat Desa Sioong untuk merawat dan melestarikan areal anggrek ini bellum tersentuh, beruntung pada pertengahan tahun 2008 Kecamatan Paju Epat terbentuk secara definitif dan Camat pertamanya Ibu INA KARUNIANI GANDRUNG adalah pencinta anggrek berat sama seperti penulis yang sudah membudidaya anggrek dibelakang rumahya walau kecil – kecilan.
Pada pertengahan tahun 2009 masa jabatan Kepala DEsa terdahulu di Desa Siong berakhir dan yang terpilih menjadi kepala desa baru Desa Siong periode 2009 – 2015 adalah Bapak SIDIANTO adalah sama hobby dengan penulis yakni mengurus anggrek, awal tahun 2010 atas keinginan atau niat penulis bersama dengan kepala desa SIDIANTO untuk membuat lokasi ini menjadi kebun anggrek andalan desa, dalam rapat desa niat itu disampaikan dan disambut sangat baik dari seluruh masyarakat, perlu diketahui juga bahwa areal kebun anggrek ini tidak ada kepemilikannya desa siong dan merupakan asset desa selama – selamanya. Hasil kesepakatan desa selanjutnya disampaikan kepada ibu INA KARUNIANI GANDRUNG Camat, Camat sangat antusias menyambut niat baik itu.
Sejak tahun 2010 itu peran ibu INA KARUNIANI GANDRUNG. Dan Kecamatan Paju Epat dalam mempromosi kebun anggrek ini sangat besar sehingga pada tahun itu juga salah satu stasiun Televisi Nasional Swasta berkenan syuting film “Petualang Si Panji” diareal kebun anggrek ini, dari itu pula maka kebun anggrek ini sudah dikenal oleh sebagian orang secara nasional.